Jumat, 18 Januari 2008

Mengatasi Konflik di Kantor

Konflik adalah suatu keadaan dimana terjadi "ketidaksepakatan" atau perbedaan dan atau ketidakcocokan yang tajam antara individu atau ide.
Konflik dapat terjadi dimana saja, di rumah tangga (dengan suami, anak, tetangga bahkan pembantu), di kantor (dengan atasan, rekan kerja atau dengan bawahan), dimana saja. Konflik tentu saja tidak menyenangkan karena dampak negatifnya misalnya : menimbulkan demotivasi/tidak adanya semangat kerja, menimbulkan gap/kelompok, menyita energi karena menimbulkan emosi yang tinggi dan masih banyak lagi dampak negatif dari adanya konflik.
Pada tulisan ini, saya hanya akan menekankan mengenai konflik di Kantor. Kenapa? karena sebagai wanita bekerja waktu dan energi kita banyak dihabiskan di Kantor bukan?
Konflik di kantor dapat disebabkan oleh beberapa hal sbb :
  1. Adanya misscommunication atau komunikasi yang tidak jalan
  2. Adanya nilai-nilai dan budaya yang berbeda
  3. Adanya perbedaan kepentingan
  4. Tidak meratanya fasilitas kantor
  5. Perbedaan kepribadian
  6. Kinerja yang kurang baik
So.... bagaimana mengatasi konflik di Kantor? Jangan sampai konflik di kantor mengganggu kegiatan kita di rumah lho.....
Ada beberapa cara mengatasi konflik di kantor, sbb :
  1. Melepaskan Diri Dari Konflik (Avoiding); cara ini ampuh digunakan untuk konflik yang sepele. Cocok digunakan untuk perusahaan yang fokus pada team work dan memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas. Dengan cara ini kita bisa mendapatkan "cara dingin" terlebih dahulu. Sayangnya dengan cara ini akar permasalahan dan penyelesaian konflik menjadi tidak tuntas, bahkan bisa meledak sewaktu-waktu.
  2. Merasa harus menang dalam konflik (Competing) ; Penyelesaian seperti ini bisa digunakan untuk rekan kerja yang berperilaku merugikan perusahaan serta pada masalah yang membutuhkan penyelesaian dengan cepat. Untuk menggunakan konflik dengan cara ini dibutuhkan leadership yang tinggi, posisi/kedudukan yang lebih tinggi dan kemampuan kompetensi/kepiawaian yang lebih. Kelemahannya adalah keputusan yang dipakai tidak memakai banyak pertimbangan sehingga hanya bersifat sementara.
  3. Mencari jalan tengah yang menguntungkan semua pihak (Colaboration) ; cara ini merupakan cara yang baik untuk penyelesaian masalah karena semua orang terlibat dalam penyelesaian konflik. Kelemahannya adalah penyelesaian dengan cara ini kurang cocok untuk untuk situasi yang penting dan mendesak.
  4. Compromising ;adalah penyelesaian konflik dengan pendekatan "I win some and you win some", keuntungannya adalah adanya kesepakatan penyelesaian yang cukup memuaskan pada kedua belah pihak ; kerugiannya penyelesaian konflik hanya untuk saat itu saja, bisa jadi akan timbul masalah di kemudian hari.
  5. Penyelesaian Konflik dengan lebih mempertimbangkan keinginan pihak lain (Accomodating); penyelesaian konflik seperti ini biasanya dilakukan oleh perusahaan atau orang-orang yang berhadapan langsung dengan customer atau klien. Sehingga penyelesaian masalah dititik beratkan pada kepentingan orang lain.
Pada intinya konflik terjadi karena adanya kesenjangan/perbedaan dari suatu sudut pandang masalah atau ide. Cara terbaik adalah dengan mengetahui benar permasalahan yang terjadi, kemudian mengetahui sejauh mana kesenjangan yang ditimbulkan, baru kita pilih dengan metode apa konflik dapat diselesaikan.
Semoga bermanfaat.